Minggu, 05 Oktober 2014

Thanks God, for someone in October

Thanks god , this is October :)

Meski bagi banyak orang menganggap tak ada yang berbeda dgn bulan ini, tapi bagiku ini salah satu bulan spesial yang kau anugrah kan untukku. 
Well, seseorang yang sangat spesial bagiku lahir dibulan ini. Seseorang yang suka banget makan nasi goreng. Seseorang yang suka banget main bas  sampai jari nya luka luka. Seseorang yang black addict (sampai milih cewek yg black juga kulitnya) . Seseorang yang doyan banget ngajakin karoke lama lama. Seseorang yang sering mengajakku menikmati indahnya pantai. Seseorang yang setiap harinya memperbincangkan hal yang sama dgn ku namun aku selalu bahagia dan tertarik lagi dgn arah pembicaraannya. Seseorang yang selalu mengucap maaf hanya karna masalah sepele yang ia lakukan. Seseorang yang selalu setia menemani dan menghiburku. Seseorang yang selalu sabar membantuku mengerjakan tugas kuliah dan memberikan semangat yang mengalahkan kapten cheerleaders. Seseorang yang selalu menceritakan hari harinya padaku sejak pertama kali kami memulai hubungan hingga terpisahkan oleh jarak. Seseorang yang lebih tau jadwal menstruasiku dibanding aku sendiri. Seseorang yang selalu mendukung ambisiku tentang LONDON. Seseorang yang selalu memelukku dgn hangat. Seseorang yang brjanji akan memberiku bunga mawar saat aku pulang liburan. Seseorang yang malam ini menemaniku hingga larut malam dan mengucapkan "selamat tanggal 6" untuk yang kesekian kalinya. Seseorang yang bulan ini genap berusia 17 tahun pada hari ke 24 :)

Tuhan, aku ingin berterima kasih padamu karena menitipkan seseorang yang meski sudah keseribu kalinya kau pertemukan lagi dgn ku, tetap saja, aku selalu jatuh cinta lagi padanya :)

aku selalu ingin jadi romantis di hadapannya, tapi yang ada aku hanya makin terlihat alay O em Ji helaaaw. Lupakan -_-

Dia bukan orang yang sempurna. Dia tidak jadi artis papan atas yg menarik banyak perhatian wanita disekelilingnya (mungkin). Dia tidak begitu pintar, bukan juara 1 dikelasnya, namun jumlah nilainya cukup untuk membuatku gila karena harus mengundang 10 tutor untuk mengajariku agar bisa menyainginya :D

Dia selalu membuatku bangga. Dia tidak merokok. Dia tidak pernah bolos. Dia tidak pernah kebut kebutan dijalan (amin). Dia tidak pernah selingkuh (amin). Dia selalu ada disebelahku dan foto kami berdua sering menjadi gambar tampilan BBM milik ibuku. Hahaha
aku tidak tau itu good atau bad news :D

Tuhan, jika kau memberi aku pilihan untuk menjadi seumuran dgn nya aku tidak mau :'( karena pasti aku harus bersaing dgn orang orang yg seumuran dgn ku untuk menarik perhatiannya.

well, finally he is mine :*
Selamat menunggu hari ke 24.
Selamat tanggal 6 yang ke 8 sayangku.
Selamat malam, have a nice dream, dan semoga sukses buat mid term test nya besok. Ganbatte ya, target 100 \○/

Rabu, 10 September 2014

whatever

Sakit itu tidak sederhana. Sakit itu complicated . Kalian tau teknologi ? Teknologi menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Tapi, pernahkah kalian merasa bahkan yang jauh pun tidak pernah merasa benar benar didekatkan. Well, kita bukan bahas tentang teknologi. Kita lagi bahas tentang rasa sakit yang complicated.
Guys, actually keluarga adalah harta yang paling berharga dalam hidup ini. Bukan teknologi. Bingung ? Merasa nggak ada nyambung nyambung nya sekali kan antara keluarga , teknologi, dan rasa sakit ?
Tapi sebenarnya, itu semua berkesinambungan. Teknologi lah yang membuat keluargaku mengalami kondisi kritis interaksi dan langkanya kasih sayang didalamnya. :)
Ini curhat guys, keluargaku sedang dalam masa kritis. Bukan nya norak. Tapi aku bingung aja mau numpahin ke mana selain blog ini.
Mungkin aku tidak sendirian, mungkin diantara kalian ada yg bernasib sama sepertiku. Nasib dimana orang tua yg tidak saling bertegur sapa akibat masing masing sibuk dgn BB nya. Dimana selalu ada pertengkaran akibat BB tersebut. Dimana mereka sudah seperti musuh bebuyutan dan tak pernah lagi ada canda tawa hangat di dalam keluarga kecil kalian. Itu sepersekian persennya adalah karena teknologi guys :')
tapi bukan karena pengaruh teknologi yangaku takutkan. Yang aku takutkan adalah sudah tidak ada lagi kesadaran dan rasa saling cinta dalam keluarga kami.
Love you mom, dad. I and my brother love all of you.

Kamis, 21 November 2013

Hai Neptunus, aku kehabisan warna :')

Hallo Neptunus :)

Aku sekarang sedang melukis, tapi lukisan ini tak akan pernah selesai.
Kenapa ? karena aku kehabisan warna semangat untuk kembali melanjutkan lukisanku.

Aku bingung, mengapa aku bisa dengan cepatnya menghabiskan warna-warna penting yang ada. Sehingga sekarang, kanvasku jadi tidak sempurna.
Oh iya, apa kau baik-baik saja ?
Sudah lama aku tak menyapamu. Apakah laut masih sebiru matamu ? Apakah ombak masih sekuat tombakmu ? Ah, mungkin sudah banyak yang berubah :')

Ada satu hal yang ingin aku ceritakan padamu tentang keadaanku belakangan ini. Yaa selain tugas-tugas sekolah yang membanjiriku, jam tambahan sekolah yang telah menyita banyak waktu istirahatku, ulangan harian yang hampir setiap hari menekan pundak dan otakku, dan ketenangan batin yang jauh dari level aman.

Neptunus, aku sekarang bodoh, aku sekarang ceroboh, aku sekarang labil, aku sekarang lebay, aku sekarang cengeng, aku sekarang bukan perempuan yang berkepribadian baik sebagaimana dulu waktu aku mengunjungimu. Aku bodoh, masih saja memaksakan perasaan pada seseorang yang jelas-jelas tidak menghargai perasaanku. Aku bodoh, menyia-nyiakan seseorang yang meski -bumi ini dilanda tsunami- pun perasaannya padaku anehnya tetap sama. Dia selalu menjagaku, memberiku semangat, intinya aku masih bisa merasakan kasih sayangnya :')

Kau pernah mengajarkanku bahwa seharusnya orang yang pantas kutangisi adalah orang yang kenyataannya selalu menyayangiku dengan tulus, bukan orang yang mengabaikanku, mengacuhkanku, bahkan mempermainkanku !
Tapi keadaanku sekarang bertolak-belakang dengan apa yang kau ajarkan. aku malah menangisi orang yang masih abu-abu bagiku, orang yang setiap harinya hanya membuatku berada dititik terendah dalam hidup, bukannya dia yang punya kasih sayang yang tulus itu :')

Jujur, aku pun merasa aku tak lagi sekuat tombakmu. Seperti yang sudah ku bilang, aku cengeng !

Neptunus, apa kau merindukan aku yang dulu ?
Jawab aku, karena selama ini tak ada yang merindukanku. Sehingga aku lupa bagaimana aku yang dulu. Bantu aku berubah menjadi pribadi normal. Karena sekarang aku menjadi hyperaktif. Dan karena aku hyperaktif, aku jadi kehilangan banyak warna semangat untuk menyempurnakan lukisan di kanvasku, sekarang.

Sudah dulu, selamat malam Neptunus ~

Minggu, 10 November 2013

Apa yang salah dengan harapan ?

Tuhan, apakah kau masih disana ?
Apakah kau masih mendengarkan keluh kesahku yang membosankan ini ?

Tolong beri tau aku, apa yang salah dengan harapan ?
Apa salah menaruh harapan pada tempat yang tinggi ?
Apa salah memperjuangkan harapan itu meski tak ada kepastian ?
Apa salah jika aku sudah melupakan masa lalu, untuk mewujudkan harapan baru?
Apa salah ?
Jika kau termasuk orang yang menganggap itu salah, berarti kau adalah orang yang tidak menghendaki kebahagiaanku.

Sekarang siapa yang salah ?
Aku yang selalu sibuk dengan mimpi-mimpi, keinginan, dan harapan-harapan semuku atau kau yang selalu menghalangi jalan terwujudnya harapanku ?
Orang tuaku sekalipun tak pernah menjatuhkanku ! tak pernah membatasi harapan-harapan konyolku yang begitu tinggi. bahkan mereka mengangkatku saat aku dan harapanku jatuh secara bersamaan. sakit memang, tapi mereka menghiburku ~

Kau ingin aku seperti apa ?
Tetap memaksakan perasaan padamu, wahai masa lalu?
Begitukah ?

Aku tidak nyaman !
Kalau boleh jujur, aku lebih nyaman pada harapanku yang baru. 

Meski aku harus terlihat seperti orang bodoh untuk memperjuangkannya, tapi aku menikmatinya !
Pergilah, tak ada yang salah dengan harapanku. Mungkin pola pikirmulah yang salah ~
Berusahalah bahagia, carilah harapanmu sendiri, agar kau tak sibuk-sibuk mengurusi harapanku.
Tak ada yang salah dengan harapan ku :')

Jumat, 08 November 2013

Aku hanya ingin menegaskan, yang kemarin bukan salahmu :')

Apa kabar ?
Kamu semakin dewasa saja :')


Saat menulis ini, aku sedang dalam keadaan merindukanmu. Sedang dalam keadaan bersalah yang dalam. Harusnya kau tau, kita berakhir bukan karena salahmu, bukan karena kekuranganmu atau semacamnya, tapi karena kebodohanku, sifat kekanak-kanakanku yang luar biasa KONYOL dan terbiasa untuk egois. Bahkan saat kau tidak terima dengan keputusan bodohku, aku masih egois berdiri tegak pada pendirianku. Iya, harusnya kau tau itu, agar sekarang aku tak lagi merasa bersalah.

Hey, untuk menutupi rasa bersalah, kadang aku berusaha berfikir kalau kita memang tidak cocok. Tepatnya aku tak pantas, bahkan kamu terlalu baik. Itu FAKTA ! aku bodoh ya ? :') iya, tapi kau tetap saja baik padaku. Bahkan setiap pagi kau masih mengucapkan selamat pagi padaku. Aduuh ~
Aku masih menyayangimu, tapi untuk memilikimu kembali aku tak ingin lagi. Kenapa? kau pasti sakit lagi ! jangan kira aku tidak tau bagaimana sulitnya kau move on, aku tau ! bahkan aku sengaja mengacuhkanmu agar kau mengira aku SOMBONG ! Kau tak pantas move on hanya demi orang yang seperti aku,sayang :')
Aku sering bertanya padamu apakah aku ini kekanak-kanakan, kau jawab tidak ~ Aku sering bertanya padamu apakah aku ini  egois, kau jawab tidak ~ Aku sering bertanya padamu apakah aku ini sering menyusahkanmu, kau jawab tidak ~ Jadi kapan kau akan mengakui kalau aku memang begitu? Aku benci, kau selalu mengalah !
Jika kau mengira aku bosan padamu, cepat melupakanmu, kau salah. Move on bagiku juga sama dengan move on yang kau lakukan.
Ini kesalahanku, aku tidak bisa menghargai perasaan orang lain yang begitu tulus padaku. Ini kesalahanku, aku tak bisa menghargai orang baik sepertimu yang memberiku coklat danice cream meski aku sedang tak ingin makan coklat dan ice cream. Ya, ini kesalahanku, aku tidak bisa menjaga perasaanku yang dulunya adalah "cinta", sehingga perasaan itu cepat hilang bahkan tak berbekas.
Maaf, aku tak seperhatian kamu. Maaf, aku tak pernah memberimu semangat saat kau menghadapi ulangan, misalnya. Maaf, aku tak menyapamu balik saat kau berusaha memperbaiki hubungan ini selayaknya teman. Maaf, aku tak mengucapkan selamat saat kau meraih prestasi terbaikmu. Maaf ya, kamu begitu sempurna untuk aku yang berantakan ini. Aku memang tak tau diri, membuatmu masuk kekehidupanku, dan dengan cepatnya meninggalkanmu. Aku jahat, kan? Maka dari itu maafkan aku :')
Terakhir, aku masih ingin mengklarifikasi dan menegaskan bahwa yang kemarin bukan salahmu. Kamu orang baik, suatu saat pasti akan memperoleh yang lebih baik. Jangan merubah diri hanya karena kamu merasa kamu aneh. Aneh bagi kamu, mungkin menjadi nilai plus bagi orang lain. Sukses ya, kelak pasti aku akan merindukanmu :')


Analogi Hujan dan Kamu



Bogor, 6 Desember 2008.
“Kriiing..” bunyi jam waker menggema keseluruh penjuru kamar yang berwarna biru muda. Disusul dengan bunyi lagu “Life Like you’re drying”nya Lenka.
“Hallo, Gung ! ”, suara perempuan itu masih terdengar parau.
“Happy Birthday, Gid ! semua yang baik-baik aku do’akan menghampirimu”.
“Oh iya,iya. Makasih Gung, ini aku baru bangun”, jelas perempuan itu.
“Iya aku tau kok, hujan-hujan gini mana mungkin kamu bangun pagi ! Udah dulu ya, sampai jumpa di sekolah”.
Laki-laki itu pun mematikan ponselnya. Dia adalah siswa kelas XI IPA 1, SMA Negeri 33 Bogor. Nama lengkapnya Agung Kiandra Leizio. Sedangkan perempuan yang baru saja diteleponnya adalah Argid Tiffany Reynata, pacarnya  yang kebetulan satu kelas dengannya. Memang sudah 6 bulan pacaran, tapi tak pernah ada pertengkaran serius. Kok bisa ya?
* * * * * *
Meskipun derasnya hujan Desember mengguyur kota Bogor, tapi tak menjadi alasan untuk siswa-siswi SMAN 33 untuk tetap berbaring di tempat tidur. Dari kejauhan, tampak seorang cowok dengan tinggi 175 cm memasuki gerbang sekolah dengan Honda Jazz hitam miliknya. Cowok dengan mata coklat, alis dan bulumata tebal, serta hidung mancung itu berjalan agak cepat menuju kelas XI IPA 1. Ya, siapa lagi kalau bukan Agung Kiandra Leizio. Anak dari seorang pengusaha batu bara asal Kalimantan, sekaligus merupakan salah satu siswa paling berpengaruh di sekolah. Seorang atlet basket dan ketua Organisasi Siswa Pencinta Alam di sekolahnya. Bagaimana dengan prestasi akademiknya ? Aduh, jangan ditanya ! Juara 2 Olimpiade Fisika tingkat Provinsi sudah pernah ia kantongi.
“Hey, Bro ! dicariin Argid tuh dikelas”, kata Dion salah satu sahabatnya yang sedang asyik main gitar di depan kelas.
Kadang Agung heran juga dengan sahabatnya yang satu itu. Masa’ pagi-pagi udah main gitar ? Padahal umat dikelas masih bisa dihitung jari. Agung pun mengangguk dan menepuk pundak Dion seraya menyampaikan isyarat “oke, makasih”.
“Aguuuuung ! Sini cepetan dikit, ini demi keselamatan negara kita. Indonesia ! ”, teriak Argid ketika Agung memasuki kelas.
“Kenapa sih?”, tanya Agung penasaran.
“Pinjam PR Fisika dong, aku lupa ngerjain. Ayo tanya kenapa sampai lupa?”, kata Argid.
“Kenapa?”
“Karena tadi malam hujan, jadi aku tidurnya agak awal ! ”, jelas Argid yang kemudian tertawa terbahak-bahak.
“Nih ambil, aku nggak kaget. Itu udah biasa ! ”, kata Agung seraya mengeluarkan bukunya dari dalam tas dan diikuti tampang cemberut.
“Ya Tuhan, terima kasih kau telah memberikan aku pacar yang tidak mudah kaget”, gurau Argid.
Argid pun mulai menyalin PR Fisika itu dengan serius. Agung duduk disebelahnya. Sesekali ia bertanya pada Agung tentang angka-angka yang ia tidak mengerti dari mana asalnya, kemudian kembali mengerjakan.
“Serius amat nyonteknya? ”, goda Agung.
“Iya lah, liat aja jam kamu, 10 menit lagi Pak Ardy OTW kelas”, kata Argid.
Suasana kembali hening untuk beberapa saat. Kemudian,
“Argid Tiffany Reynata, sekali lagi selamat ulang tahun ya. Semoga panjang umur, sehat selalu, makin dewasa, dan semoga langgeng sama pacarnya. Maaf nggak ngucapin jam 00.00. Tanya dong kenapa? ”, kata Agung lembut sehingga membuat Argid berhenti sejenak menulis PRnya.
“Kenapa?”
“Ketiduran dong yaaa !”, kata Agung sambil mengacak-acak rambut Argid.
Ya, begitulah mereka setiap pagi, sebelum bel berbunyi. Mereka sudah hampir melaksanakan Ulangan Semester Ganjil, tapi kebiasan contek-menyontek yang di lakukan Argid masih dan akan tetap berjalan.
* * * * * *

“Oke, hari ini kita ulangan teori secara lisan. Ya, pastinya nggak ada yang lupakan?”, tanya pak Ardy seraya memasang wajah tak berdosa.
Sebagian siswa menjawab iya, sedangkan yang sebagian lagi hanya diam menatap satu sama lain tidak percaya. Argid menoleh ke orang yang duduk paling belakang di pojok kelas.
“Kamu kenapa nggak bilang kalau hari ini ulangaaaan!”, kata Argid setengah berbisik.
“Kamu nggak nanya, aku kira kamu ingat. Tenang aku akan menyelamatkanmu selama 10 menit, kamu cepetan belajarnya ! ”, kata Agung setengah mati menahan tawa. Agung bisa melihat wajah Argid yang geram tidak terima hanya dikasi waktu 10 menit untuk belajar. Tapi bagaimanapun Argid tidak bisa protes. Gilaaaak !
“Pak ulangannya sesuai absen aja, jadi biar saya yang maju duluan”, kata Agung seraya memberi senyum termanisnya pada Argid.
“Oh, bagus itu. Kalau begitu Argid, kamu siap-siap ya, habis ini giliran kamu”, kata Pak Ardy.
Agung pun berjalan ke arah meja guru dan tak lupa meninggalkan sepotong kertas di meja Argid yang isinya “ BELAJAR AJA YANG 2 LEMBAR PERTAMA ! KITA ABSEN AWAL, DON’T WORRY HONEY. WKWKWK”. Argid tersenyum ke arah Agung yang sudah mulai duduk dikursi dekat meja pak Ardy. “Semangat ya, sayang. Semoga berhasil”, katanya dalam hati.
* * * * * *
Bunyi bel mengakhiri kegiatan mereka di sekolah hari itu. Hari yang cukup baik bagi mereka karena ulangan hari ini dapat nilai sempurna.
“Mau pulang bareng atau nunggu Mama kamu yang jemput?”, tanya Agung.
“Nungguin Mama aja”, jawab Argid.
“Oh, yaudah. Aku temenin nunggu deh ! “, kata Agung.
Mereka pun menunggu di halte sekolah. Selama itu Argid tak lepas dari pandangan sinis teman-teman wanitanya. Baik adik kelas maupun yang satu tingkat dengannya. Bagaimana tidak ? Agung yang perfect itu lebih memilih pacaran dengan teman sekelasnya yang TIDAK MENARIK SAMA SEKALI dibanding salah satu dari mereka. Argid adalah cewek sederhana yang kerjaannya nyontek Agung melulu, malas mandi, nggak romantis sama sekali, dan kalau Agung lomba basket selalu nggak pernah nonton. Cuman satu kelebihan Argid, orangnya manis kalau lagi diajak ngobrol. Udah itu aja ! Bahkan Agung pun mengakuinya. Gilaaaak !
Argid jadi teringat saat 6 bulan lalu, saat Agung memintanya menjadi pacar. Waktu itu mereka sedang mengikuti kegiatan Pecinta Alam di Hutan Lindung Bogor. Argid yang pada saat itu datang terlambat karena hujan deras akhirnya dihukum oleh Koordinator umum untuk mencabuti rumput-rumput halus yang berada disekitar bibit pohon yang baru tumbuh. Tanpa ba bi bu lagi, Argid pun mencabuti rumput-rumput itu meskipun hujan masih turun dengan derasnya. Di tengah derasnya hujan, Sang Ketua dari Organisasi itu pun datang menghampirinya dan membantu Argid mencabuti rumput-rumput itu agar cepat selesai. Tiba-tiba cahaya silau muncul dari langit dan menimbulkan dentuman keras ditelinga. Seketika itu juga Argid terkejut dan spontan membenamkan wajahnya ke punggung Agung. Agung terperangah melihat Argid yang kaget, dan Argid semakin kaget ketika Agung berkata “ Pacaran yuk ! “ sambil memegang pundak Argid. Tidak ada romantis-romantisnya sama sekali. Tapi Argid menyetujui permintaan Agung. Agung pun memeluk Argid masih ditengah derasnya hujan. Aaah saat itu hati Argid sesejuk hujan yang mengguyur kota Bogor.
“Argiiiid ! “, teriakan Agung membuyarkan lamunan Argid.
“ Kenapa sih ?! Kaget bro kageeet ! “, Argid balas teriak.
“Itu (sambil mengarahkan wajah Argid ke arah jalan), mama kamu, udah teriak-teriak manggilin kamu dari tadi , bro !”, kata Agung kesal.
“Oh iya, nggak kedengeran. Kan hujannya lebat. Duluan ya, Gung. See you later!”, Argid mencium tangan Agung seolah-olah isyarat “berpamitan”. Duuuh, Argid ~
* * * * * *
Keesokan harinya, siswa-siswi XI IPA 1 dikagetkan dengan kedatangan siswa baru, pindahan dari Padang, Sumatera Barat. Siswa ini gantengnya pakai banget hingga sulit dijelaskan kata-kata. Argid pun menoleh ke arah Agung dan berkata dengan setengah berbisik, “Gung, ganteng banget ! Gilaaak !”. Agung menanggapinya dengan tersenyum dan berkata, “Masih gantengan aku kok, sayang”.
Sejak adanya Aufa, siswa baru itu, Agung menjadi tidak tenang. Ia tidak memungkiri kalau Aufa lebih ganteng dan pintar darinya. Hanya dalam waktu satu minggu Aufa sudah populer disekolah. Agung juga bisa merasakan bahwa Argid juga mengangumi Aufa. Buktinya, ia tidak pernah lagi mencontek Agung jika ada PR, dia lebih senang mencontek Aufa yang kini duduk dibelakangnya.
Hari demi hari dengan cepatnya berlalu. Apa yang ditakutkan Agung pun benar-benar terjadi. Ini semua berawal dari SMS Aufa dan Argid yang dibaca oleh Agung. Agung merasa setiap kata-kata dalam pesan singkat tersebut terlalu over bagi sebatas teman. Mulai dari Aufa yang selalu mengucapkan ucapan selamat malam untuk Argid dan sebaliknya, serta kalau ada tugas kelompok pasti Argid memilih sekelompok dengan Aufa dan begitu pula sebaliknya. Hubungan mereka kini merenggang, bahkan kini Argid tidak segan-segan bercerita langsung pada Agung tentang perasaannya pada Aufa. Argid mulai menyuruh-nyuruh Agung bersikap seperti Aufa, memberinya perhatian seperti Aufa, seolah-olah selama ini Agung tidak perhatian pada Argid. Agung kesal, Agung kecewa. Ia menjauhi Argid selama beberapa hari dengan harapan Argid akan meminta maaf padanya dan semua kembali seperti semula. Namun harapan Agung sia-sia, Argid malah semakin dekat dengan Aufa dan balik menjauhi Agung. Hampir satu bulan mereka bersikap dingin satu sama lain. Tentu saja itu membuat teman-teman sekelas mereka heran. Bahkan gosip bahwa Argid dan Bintang sekolah PUTUS ! sudah beredar kemana-mana. Ini semua karena Aufa !
Bayangkan ? seberapa mengagumkannya Aufa sehingga Argid dan Agung jadi seperti itu. Hari itu, matahari bersinar begitu cerahnya. Tak ada tanda-tanda hujan sedikitpun. Aufa dan Argid berencana untuk nonton di Bioskop salah satu Mall di bogor. Ketika sedang asyik nonton, Aufa berkata, “Argid, mau nggak jadi pacar aku?”. Argid kaget bukan main mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Aufa barusan. Ia tidak langsung menjawab. “ Aku suka sama kamu sejak pertama kali aku pindah sekolah ke SMAN 33”, jelas Aufa lagi. “Iya aku mau, tapi jangan bilang siapa-siapa kalau kita jadian”, kata Argid. Aufa pun mengangguk dan menggenggam tangan Argid. Mereka pacaran. Tanpa ada kata putus antara Argid dan Agung ! Poor, Agung ~
Sudah hampir sebulan Aufa dan Argid pacaran. Sudah selama itu pula Argid dan Agung tidak bertegur sapa. Siang itu, ketika pulang sekolah, Aufa mengajak Argid untuk pulang bareng, jadi Mama Argid sengaja tidak menjemput Argid. Tapi tanpa diduga, Kota Bogor kembali diguyur hujan dengan lebatnya.
“Fa, kamu kok nggak bawa mobil?”, dengus Argid.
“Tadinya niat bawa, tapi ngeliat hari cerah-cerah aja jadi aku pikir mending bawa CBR aja”, jelas Aufa.
“Jadi kita pulangnya gimana?”, tanya Argid lagi.
“Ya tinggal pulang aja”
“Nggak pakai jas hujan atau apa, gitu?”
“Kamu kayak anak kecil, Sumpah!”, bentak Aufa.
“Ya udah deh, ayo!”, jawab Argid.
Argid menoleh ke arah Honda Jazz hitam yang melaju di depannya. Ia mulai merindukan Agung, perhatian Agung tepatnya. Sejak hari itu, sejak Aufa membentaknya, Argid jadi ingat masa-masanya bersama Agung. Saat Agung selalu menemaninya menunggu jemputan, saat Agung merayakan ulang tahunnya kemarin, saat Agung rela menemaninya mencabuti rumput-rumput di Hutan Lindung Bogor dulu meskipun sedang hujan deras. Aufa memang baik, perhatian, pintar dan lebih tampan dari Agung, tapi Argid menyadari bahwa Aufa tidak lebih baik dari Agung, Aufa mudah emosi ! Tak terasa air mata Argid menetes membasahi pipinya. Poor, Argid ~
* * * * * *
“Besok ada kegiatan pendakian gunung, kamu ikut nggak?”, sebuah pesan singkat dari Agung membuat Argid bingung. Ia tidak membalas pesan tersebut. Kemudian Agung menelepon namun tak ia jawab juga. Akhirnya Agung mengiriminya pesan lagi, “YAUDAH KALAU NGGAK MAU IKUT, AKU DAN TEMAN-TEMAN AKAN BERANGKAT BESOK! ”.
Keesokkan harinya, Argid merasa bersalah tidak menanggapi Agung tadi malam. Bahkan ketika Aufa mengajaknya bicara, ia malah melamun. Memperhatikan kursi belakang yang ada di pojok kelas sedang kosong.
“Kamu kenapa sih, Gid ? dari tadi aku ngomong kamu cuman jawab, Oh, jadi?, masa’? terus Oh lagi !”, kata Aufa geram sambil menggebrak meja.
Air mata Argid menetes, “Kita putus, Fa !”, tanpa basa-basi lagi Argid meninggalkan Aufa.
Aufa terperangah, namun bukannya mengejar Argid dia malah ganti mengobrol dengan teman-temannya. Dan esoknya, dia sudah dekat dengan Sherin , anak X E. Tidak sedikitpun dia merasa bersalah pada Argid dan mengajak Argid balikkan. Duuuh, Aufa !
* * * * * *
“Kelompok siswa pencinta alam SMAN 33 Bogor yang mendaki gunung Bromo kemarin siang dikabarkan mengalami kecelakaan saat pendakian. Enam orang dilarikan kerumah sakit Medistra Sutomo karena luka serius, dan satu orang dikabarkan hilang”, demikianlah bunyi berita yang ditayangkan ditelevisi pagi ini. Bisa bayangkan gimana tingkah Argid? Seperti cacing kepanasan. Gilaaak ! Ia sudah seperti orang gila, tatapannya kosong, air matanya tumpah sederas hujan di pagi itu. Ia pergi kerumah sakit Medistra Sutomo dan mengecek daftar nama korban yang dirawat. Tak ada nama Agung disana. Ia semakin panik mengetahui bahwa korban yang hilang itu adalah Agung. Seorang Agung Kiandra Leizio yang sangat dirindukannya. Lebih tepatnya lagi yang sangat dicintainya. Ia pulang kerumah dengan perasaan LUAR BIASA KACAU !
* * * * * *
“Gung, kamu dimana? Aku lagi ada ditempat pertama kali kamu nembak aku nih”, air mata Argid mengalir deras bersama turunnya hujan.  Ia pergi ke Hutan Lindung Bogor, dengann harapan peristiwa beberapa bulan yang lalu saat mereka mencabuti rumput-rumput bersama, saat hujan, akan terulang lagi.
“Maaf nggak balas SMSmu kemarin, teleponmu, aku menyesal, Gung. Maaf telah mengacuhkanmu selama ini, maaf telah meninggalkanmu, maaf aku telah bersikap bodoh terhadapmu”, Argid masih tetap berdiri di bawah rindangnya pohon Akasia di Hutan Lindung itu. Ia tidak menghiraukan seberapa dinginnya ia sekarang. Hujan semakin menjadi-jadi.
“Agung, maaf aku buat kamu kecewa, maaf aku nggak pernah peduliin kamu lagi sekarang, padahal kamu selalu peduli sama aku. Maaf telah menyuruhmu mencoba menjadi orang lain. Agung, Aku mencintaimu layaknya aku mencintai hujan. Kau selalu bisa buat hatiku teduh, dingin, hanya dengan menatapmu. Maaf , Gung ! Maaf ! Kamu dimana Gung! Maafin akuuuuu!”, Argid menjadi histeris. Tiba-tiba ada sepasang tangan kokoh mendekapnya dari belakang. Hangat ~
Argid menoleh kebelakang, ia seperti tersambar petir disiang bolong. Wajahnya yang telah pucat akibat sudah hampir satu jam berhujan, kini semakin pucat saja.
“Agung, kamu? Kok? Dari mana sayaaaaang :’( ”, Argid langsung memeluk Agung dan menumpahkan segala air mata dan kegelisahannya.
“Aku nggak kemana-mana, aku nggak ikut kegiatan itu, aku sakit, makanya aku tiduran dirumah aja ! aku kerumah kamu, kamu nggak ada. Jadi aku yakin banget kamu disini”, jelas Agung.
“Jadi yang hilang?”
“Si Garry”
“Maafin aku, gung. Aku udah buat hubungan kita kayak gini ! aku bodoh ! Aku benar-benar cinta sama kamu. Balikan ya?”, kata Argid disela-sela tangisnya.
“Iya, aku maafin. Kamu emang bodoh kok, aku udah tau. Kan dulu kamu nyontek aku terus”, gurau Agung.
“Dan satu lagi, kita nggak pernah putus, Gid. Aku menyayangimu layaknya aku menyayangi setiap tetesan air hujan yang jatuh”, Jelas Agung lagi.
"Kamu selalu datang saat hujan, Gung"
“Pokoknya, untuk besok dan seterusnya, kamu harus nyontekin aku PR lagi. Kebetulan besok ada PR MTK”, kata Argid. Mereka pun tertawa bersamaan.
Ya, Agung memeluk Argid erat-erat. Hari itu adalah awal yang mengembalikan semua keadaan seperti semula, seperti sediakala.

Sabtu, 02 November 2013

Untuk Orang asing yang mendadak menjadi penting ~




Hey, bagaimana malam minggumu? Menyenangkan? Ah itu sudah pasti menyenangkan :’)
Pulang jam berapa? Larut malamkah? Ah itu pasti tidak masalah karena mungkin tidak akan ada yang mengomelimu, bahkan ibumu yang cantik itu :’)

Aku heran, kau dengan suaramu yang aneh itu selalu bisa menarik perhatianku. Tapi aku, apapun yang aku lakukan, aku tak pernah sedikitpun mendapatkan perhatianmu. Ah andai saja aku teman sekelasmu, pasti aku tak segila ini terhadapmu.

Ya, aku gila. Aku bahkan selalu gila jika kau dihadapanku. Bahkan ketika hatiku berusaha kuat untuk tidak memperdulikanmu, tapi mataku tetap saja mengarah ke arahmu !

Kau hanya orang asing yang mendadak menjadi penting. Bagaimana rasanya banyak dikagumi, ha ? pasti menyenangkan. Menyenangkan berada ditengah-tengah wanita-wanita cantik. Kau menikmatinya? Ah pasti sangat menikmatinya.

Kau tau ? kadang aku membencimu tanpa alasan yang jelas. Misalnya saat kau lewat tapi tak pernah menyapaku, saat jam istirahat kau selalu bersenda gurau dengan teman wanitamu tanpa menoleh ke arahku, saat kau bersenang-senang dengan teman sekelasmu tanpa aku. Aneh,kan? Aku membencimu tanpa alasan yang jelas.

Pagi ini, ketika aku membuka mata, kau tau apa yang aku rasakan? Rasa sakit! Sakit karena selalu memimpikanmu tapi tak ada titik terang atas sesuatu yang sedang aku perjuangkan. Rasa sakit ketika harus mengakui bahwasanya aku tidak bisa memaksakan kehendak untuk bisa di sampingmu, untuk bisa mencoba mengakrabkan diri dan bisa bersenang-senang bersamamu. Tapi, kau tau apa tentang rasa sakit? Kau hanya orang baru. Orang baru yang asing dan sekali lagi kutegaskan MENDADAK MENJADI PENTING. Penting bagiku :’)

Sudah empat bulan, sayang. Sudah empat bulan aku berusaha mengakrabkan diri. Sudah banyak modus-modus kelas kakap yang aku lakukan hanya untuk bisa akrab dan bersenang-senang denganmu. Waktuku kini tersisa hanya sekitar 6 bulan lagi. Setelah itu aku bahkan tak tau kapan bisa melakukan modus “mengolesi tanganmu dengan mentega dari kue ulang tahun” lagi. Kau bahkan nomaden! Juga tidak jelas, juga abu-abu, juga hadir saat waktu mulai menipis. Aaaaah sial ! bahkan aku tak tau setelah ini bisa menjumpaimu dimana.

Kau jahat, orang asing !